Rabu, 27 Oktober 2010

PROFIL MTs. NU WAHID HASYIM SALAFIYAH JEKULO KUDUS

PROFIL MTs. NU WAHID HASYIM SALAFIYAH
JEKULO KUDUS

1. Letak Geografis
Indonesia merupakan salah satu negara yang gemah ripah loh jinawi. Begitu luasnya negara indonesia yang terdiri dari begitu banyak pulau, salah satunya pulau jawa. Pulau jawa merupakan salah satu pulau yang padat penduduknya, dan juga mempunyai begit banyak kota diantaranya kota kudus. Dikota Kudus banyak sekali pusat perbelanjaan salah satunya “Matahari Department Store”. Didepanya terdapat sebuah jalan yang membujur pamjang, hingga menuju sebuah desa yang disebut dengan desa Jekulo.
Tampak dari jauh sebuah bayang-bayang yangterlihat tidak begitu jelas. Timbul rasa penasaran dalam hati saya, apakah sebenarnya bayang-bayang itu ? maka saya mendekat untuk mencari tahu apakah itu ? dan seketika itu pula timbul rasa takjub dan kagum dalam hati saya, ternyata terdapat sebuah bangunan ditepi jalan yang berdiri dengan kokoh dan megah. Saya pun mencoba mendekat dan mendekat lagi tampak sebuah tulisan yang tidak begitu jelas karena tertutupoleh debu.
Angin yang berhembus secara perlahan meniup butiran-butiran debu nan halus tersebut. Dan tampak jelaslah tulisan itu. Perlahan akupun membacanya “MTs NU Wahid Hasyim Salafiyah”. Ya......itulah bunyi tulisan tersebut. Dalam hati kecilku timbullah rasa penasaran untuk mencari tahu, apa yang melatar belakangi berdirinya sekolah tersebut, dan disini saya akan membahas sekilas mengenai “Latar Belakang Berdirinya MTs NU Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo Kudus”.

2. Historiografi
Setelah berhasil melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing dan merebut Kemerdekaan Nasional pada tanggal 17 Agustus 1945 melalui pengorbanan dan perjuangan yang sangat besar, berat dan mulia oleh segenap bangsa indonesia, khuusnya umat islam selanjutnya melalui usaha dan tahapan pembangun, berbagai kemajuan dan keberhasilan dapat diraih oleh bangsa kita, termasuk disektor agama dan disektor pendidikan.
Satu fase penting dalam usaha pembangunan bangsa indonesia kala itu adalah usaha memajukan pendidikan, termasuk pendidikan yang berbasiskan agama Islam baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial masyarakat dan lembaga sosial keagamaan, termasuk yang dilakukan oleh jam’iyah nahdlatul ulama’ sebagai organisasi keagamaan terbesar di indonesia. Oleh karena itu perlu disadari, bahwa hanya melalui pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembentuan moral bangsa, khususnya generasi penerus, Insyaallah akan dapat diwujudkan pembanguna dan pengembangan sumberdaya insani yang berkualitas.
Apabila kita menengok kebelakang, yaitu pada kurun waktu ekitar dekade 1950-an, boleh dikatakan perkembangan atau kemajuan dan semaraknya kehidupan beragama dan pendidikan dikalangan masyarakat, belum begitu maju dan bergairah seperti sekarang ini. Kabupaten yang memiliki predikat sebagai salah satu kota kuno/ kota wali/ kota islam di jawa dan pusat penyiaran agama. Seiring sejarah pekembangan islam pada waktu iu tercatat, hanya memiliki beberapa buah lembaga pendidikan berbasis islam dan pondok pesantren yang dapat dihitung dengan jari tangan.
Berangkat dari kondisi tersebut telah menggugah dan mendorong almaarhum bapak KH. Hambali Siraj, salah seorang ulama warga jekulo, kecamatan jekulo, kabupaten kudus, kelahiran margoyoso kajen kabupaten pati, yang merupakan salah satu dzuriyah dari al maghfirullah mbah KH. Ahmad Mutamakkin, kajen margoyoso pati. Adapun silsilah beliau sebagai berikut:
1. KH. Hambali bin siraj bin K. Ishaq bin sawijah (nyai masriah) binti R Darum bin Thoyyibah binti K. Endro Muhammad bin Syeikh KH. Ahmad Mutamakkin kajen margoyoso pati.
2. KH. Hambali bin KH. Siraj bin saminah binti Nadhirah binti Jirah binti Nyai Alfiyah / mbah Godeg binti Syeikh KH. Ahmad Mutamakkin kajen margoyoso pati.
3. KH. Hambali bin KH. Siraj bin saminah bin R. Ajilah bin Thoharoh binti Nyai Alfiyah / mbah Godeg binti Syeikh KH. Ahmad Mutamakkin kajen margoyoso pati.
Beliau bertekad merintis sekaligus merealisasikan berdirinya sebuah madrasah ibtidaiyah salafiyah jekulo yang resmi berdiri pada tahun 1374 H / 1955 M. Sebelum KH. Hambali Siraj pindah tempat (nikah dengan ibu HJ. Badi’ah binti H. Mawardi) desa jekulo kecamatan jekulo kabupaten kudus bapak KH. Hambali Siraj telah merintis atau mendirikan madrasah salafiyah didesa kajen (wetan banon) kecamatan margoyoso kabupaten Pati bersama-sama dengan KH. Baidhowi Siraj, KH. Faqihhuddin Baidhowi dan murid-muridnya. Setelah KH. Hambali Siraj ternyata pindah tempat tinggal didesa jekulo kecamatan jekulo kabupaten kudus, maka madrasah salafiyah tersebut diserahkan kepada bapak KH. Baidhowi Siraj, KH. Faqihhuddin Baidhowi, pembantu-pembantunya dan murid-muridnya. Sekarang madrasah salafiyah didesa kajen (wetan banon) kecamatan margoyoso kabupaten Pati berkembang pesat seperti MI Salafiyah, Mts Salafiyah, MA Salafiyah, dan pondok pesantren (putra dan putri) jumlah murid-muridnya (putra-putri) ± 2000 orang.
Melalui jasa panitia pendiri atau perintis yang dimotori oleh beliau dan beberapa orang pembantu,diantara mereka : KH. Ishaq Hambali, KH. Rahmat (keduanya adalah putra beliau). Kiranya perlu dicatat pada waktu itu diwilayah jekulo belum ada satupun madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah dan madrasah Aliyah yang membuka atau melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar pada pagi hari. Dengan berdirinya lembaga pendidikan salafiyah dilingkungan jekulo hal itu dapat dibatasi dengan melaksanakan proses belajar mengajar pada pagi hari.
Beberapa tahun kemudian MI salafiyah jekulo baru memetik hsil yaitu, setelah banyak murid yang berhasil lulus, dimana sebagian besar daripada alumni yang kemudian melanjutkan atau meneruskan pendidikanya di madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah diluar kota kudus seperti pati,rembang, jombang (jawa timur) dan lain-lain. Para alimni inilah yang setelah lulus dan menamatkan pendidikanya, kemudian kembali ke daerah asalnya dikecamatan jekulo, lantas membuka madrasah di desanya masing-masing, antara lain: di dukuh tambak jaya jekulo, didesa klaling, gondoharum, hadipolo, sadang, honggosoco dan lain-lain.
Dalam perkembanganya MI yang didirikan oleh bapak KH. Hambali Siraj terseut tidak leppas dari pasang surut, bhkan hampir sempat mengalami stagnasi sejak kondisi kesehatan beliau mulai pada 15 desember 1976 mundur, sampai kemudian wafat. Pura sulung beliau diharapkan dapat melanjutkan perjuangan lamarhum, yaitu bapak KH. Ishaq Hambali (Jekulo), karena tuntutan keluarga pada saat itu waktunya justr lebih banyak tersita pada usaha bisnis. Adapun bapak KH. Ma’shum Rosyidie (jekulo), putra menantu bapak KH. Hambali Siraj (suami HJ. Siti Masri’ah binti KH. Hambali Siraj) juga masih sibuk dengan tugasnya sebagai pejabat di kantor departemen agama kabupaten kudus.
Kesibukan KH. Ma’shum Rosyidie antara lain:
1. Mulai tahun 1969-1971, 1971-1978 menjadi anggta DPRD kabupaten Kudus dan 1978-1982 menjadi wakil ketua DPRD kabupaten Kudus.
2. Mulai tahun 1969-1979 ditunjuk sebagai dosen luar biasa oleh dekan IAIN Ushuluddin Kudus (bapak KH. Abu Amar Kudus)
3. Mulai tahun 1985-1994 (selam dua periode) menjadi ketua bagian fatwa MUI kabupaten Kudus, tahu 1994-2002 menjadi ketua umum MUI kabupaten Kudus.
Meskipun dalam keadaan tersebut KH. Ishaq Hambali lebih banyak tercurah pada usaha bisnis karena tuntutan keluarga dan bapak KH. Hambali Siraj dalam kondisi kesehatan yang masih perlu istirahat. Walauun demikian bapak KH. Ma’shum rosyidie masih sempat mendirikan (pendiri) :
1. Madrasah Tsanawiyah sultan agung (dahulu namanya GPAP 4 tahu sultan agung) didesa jekulo bersama-sama bapak Drs. Nasikhun, Bapak Hasyim S.ag, bapak H suadie, BA, bapak H. Dahwan dan lain-lain. Dan akhirnya MTs Sultan agung dipindahkan dri desa jekulo kedesa golantepus mejobo. Mengenai pengurus serta tanggung jawabnya diserahkan kepada bapak KH. Suadie, BA, bapak H. Dahwan dan lain-lain. Sedang pelajaranya dimulai bertempat di madrasah rohmatul ulum jekulo dibuka pada hari Ahad pahing, 2 januari 1970, jam 07:00-12:50 bersaman dengan hari dibukanya MTs Nurul Ulum Jekulo (pinjam tempat) digedung SP III jekulo jam 13:00-17:30. Kemudian MTs sultan agung pindah tempat dari desa jekulo ke desa golantepus mejobo di pondok bapak KH. Ahmadi golantepus dan akhirnya tentang pengurus / dewan guru diserahkan kepada bapak H. Dahwan, K. Ahmadi, bapak H suadie. BA, golantepus dan lain-lain.
2. Masih sempat mendirikan madrasah nurul ulum jekulo bersama-samabapak K. Kholil Yasir, bapak Drs. Nasikhun AS, KH. Halimi dan lain-lain. Karena K. Kholil Yasir sudah kembali kerahmatullah, pelajaran dimulai hari ahad pahing tanggal 4 januari 1970 bertempat di gedung SD III jekulo (sore hari) jam 13:00-17:50 (bersamaan hari dengan mulai dibukanya MTs Sultan Agung Jekulo)
Untung keadaan tersebut tidak berlangsung lama, karena beliau berdua (bapak KH Ishaq Hambali dan KH. Ma’shum Rosyidie) segera tanggap untuk mengambil sikap dan solusi atas permasalahan yang muncul yaitu, dalam kapasitasnya sebagai pengurus madrasah ibtidaiyah salafiyah jekulo. Kemudian segera dilakukan pembenahan manajemen sekolah, sekaligus diadakan rintisan pendirian lembaga ppendidikan madrasah Tsanawiyah wahi hasyim salafiyah sebagai kelanjutan dari madrasah ibtidaiyah salafiyah yang sudah berjasa dalam kecamatan jekulo dan untuk mewujudkan usaha tersebutlalu diibentuklah sebuah panitia pendiri / perintis madrasah Tsanawiyah wahid hasyim salafiyah yang bekerja selama masa atau periode 1979-1982, dengan susunan dan keanggotaan .
Setelah berhasil melakukan rekruitmen tenaga pengajar dan berbagai kesiapan sarana dan prasarana, maka segera dilakukan pendaftara murid baru.denga dibukanya MTs Wahid Hasyim salafiyah yang baru ini tanggapan dan dukungan positif dari masyarakat tercatat begitu besar, khususnya masyarakat dikecamatan jekulo, terbukti banyak putra-putri mereka dimasukkan di MTs Wahid Hasyim Salafiyah ini, dan allhamdulillah sejak saat itu dapat dimulai proses belajar mengajar.
Adapun dewan guru yang sangat berjasa dalam awal pengembanga sekolah MTs Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo selama periode juli 1979-1982 M adalah:
1. Rois Am : Bapak KH. Ishaq Hambali
2. Kepala Madrasah : Bapak Ahmad Qomaruddin. BA
3. Wakil Kepala Madrasah : Bapak Hamdan Suyuti
4. Koordinator didalam dan diluar : Bapak KH. Ma’shum Rosyidie
5. TU / Perlengkapan : 1. Bapak Munichan Sy
2. Bapak Muh Zaid
Lalu dibentuklah panitia pendiri perintis MTs Wahid Hasyim Salafiyah jekulo yang bekerja selama masa periode 1979-1982 seperti berikut: madrasah Tsanawiyah (MTs) Wahid Hasyi Salafiyah telah didirikan Oleh panitia pendiri / perintisnya pada:
Hari : senin kliwon
Tanggal : 7 Rajab 1399 H (Tahuun Dal) atau
Tanggal : 3 Juni 1979 M
Dan dimulai pelajaranya pada:
Hari : Rabu Kliwon
Tanggal : 8 Sya’ban 1399 H (Tahun Dal) atau
Tanggal : 4 Juli 1979 M pada pagi hari (jam 07:00-12:55)
Bertempat : digedung madrasah ibtidaiyah salafiyah (tanah waqaf) didesa jekulo
kecamatan jekulo kabupaten kudus.
Madrasah tsanawiyah tersebut didirikan karena :
1. Merupakan penerus perjuangan dalam bidang pendidikan dan keterlanjutan pendidikan kemadrasahan dari madrasah ibtidaiyah jekulo yang dirintis dan didirikan pada tahun 1374 H (tahun Zak) atau tahun 1955 M oleh Almarhum KH. Hambali Siraj .
2. Dan karena dalam tahun tersebut dalam wilayah kecamatan jekulo belum ada madrasah diniyah, ibtidaiyah, Tsanawiyah yang dibuka pelajaranya pada pagi hari.


Pengurus madrasah Tsanawiyah Wahid Hasyim Salafiyah Jekulo dan juga sebagai panitia pendiri / perintisnya tahun 1979 s/d 1982 M sebagai berikut:
1. Ketua : Bpk KH. Ishaq Hambali
2. Wakil ketua : Bpk KH. Ma’shum Rosyidie
3. Penulis merangkap sebagai bendahara : Bpk Ahmad Qomarudin.BA
4. Pembantu / perlengkapan : Bpk Munichan Sy
Dewan guru MTs Wahid Hasyim Salafiyah periode 1979 s/d 1982 M sebagai berikut:
1. Rois Am : Ust. KH. Ishaq Hambali (Jekulo)
2. Kepala madrasah : Ust Ahmad Qomaruddin. BA (Tanjung Rejo)
3. Waka madrasah : Ust Hamdan Suyuti (Ngloram)
4. Guru / TU : Ust Munichan Sy (Jekulo)
5. Guru / bendahara : Ustadzah Cholifah Hambali (Jekulo)
6. Guru / wakil bendahara : Ustadzah Umroh Hambali (Jekulo)
7. Guru : Ust Zuhaini Ahmad.BA (Jekulo)
8. Guru : Ust Muh Zahid (Jekulo)
9. Guru : Ust Halimi (Gondoharum)
10. Guru : Ust Drs Nimah Muhdi (Demaan Kudus)
11. Guru : Ust Edi Sofyan. BA (Gulang Mejobo)
12. Guru : Ust Imron Rosyidie (Gondoharum)
13. Guru : Ust Muh Rif’an. BA (Demaan Kudus)
14. Guru : Ustadzah Maesaroh (Demaan Kudus)
15. Guru : Ust Ambari (Jekulo)
16. Guru : Ust Drs Nasyaruddin (Jekulo)
Menerima piagam madrasah pertama kali dari kepala bidang agama islam departemen agama propinsi jawa tenngah No. IK / 3.C / 516 / Pgm / TS / 1988 tanggal 10 juli 1981 M. Menerima piagam madrasah kedua kalinya No. WK / 5.C / 47 / Pgm / TS / 1988 tanggal 27 januari 1988 M No. Statistik : II / 47 / 7 / B. Menerima piagam jenjang akreditasi terdaftar dengan No. WK / 5.C / 003173420 / 1990 tanggal 24 Nofember 1994 dengan nomor Statisti Madrasah : 21. 2. 33. 19. 06. 024 tanggal 02 februari 1995.

3. Administrasi
Dapat didefinisikan jumlah pegawai yang ada di Mts Wahid Hasyim adalah sebagai berikut :
 Jumlah pegawai / guru keseluruhan : 38 orang
 Jumlah pegawai laki-laki : 02 orang
 Umlah pegawai perempuan : 01 orang
 Jumlah guru maupun TU : 35 orang
Secara garis besar seperti berikut:
No. Nama Jabatan
1. Kh. Ma’shum Rosyidie Mufattisy
2. Ahmad Izzuddin, M.Ag Mufattisy
3. Moh. Nichan Sy Kamad / Kewarganegaran
4. K. Moh Zahid Waka Keagamaan / Qur’an Hadits
5. M Agus Yusrun Nafi M.Si Waka Kesiswaan / Fiqih
6. Nafin Nihayati, SPd Waka Kurikulum / Bahasa Indonesia
7. H. Ali Mahmudi Guru / matematika
8. Maryati Guru / ketrampilan
9. Dra. Maemanah Guru / SKI
10. Mahmudah Tata Usaha
11. Maulud Spd Guru / Bahasa Inggris
12. M. Zainuri Guru / Khot Imla’ / Taqrib
13. Ahmad Sutiyono Guru / Penjaskes
14. Drs. Imam Syafi’i Guru / IPA
15. Siti Sa’diyah Guru / Aqidah akhlak
16. Zubaedah S.pd Guru / Guru /bahasa Jawa
17. Warti S.Pd Guru / IPA
18. Ali Ahmadi S.Ag Guru / Bahasa Arab
19. Indah Handayani A.Md Guru / Ekonomi
20. Rini Priyantisari, S.Pd Guru / Matematika
21. Tri Susanti, S.Pd Guru / IPS
22. Subiyanto S.Pd Guru / Penjaskes
23. K. Ahmad Juwadi Guru / Fiqih / Tauhid / Mahfudhot

No Nama Jabatan
24. H. Jam’ah Sodiq, S.Ag Guru / Kertangkas
25. Muslikhah, S.Pdi Guru / Matematika
26. Solikin, S.HI Tata Usaha
27. Sri Haryanti Tata Usaha
28. Ahmad Rifa’i, S.Ag Guru / Matematika
29. Muthoharoh Staf Koperasi
30. Yuniati, S.Pd Guru / Bahasa Indonesia
31. Lilik Bidayati R, S.Ag Guru / Ke-Nu-An
32. Murni Indarti, S.Ag Guru / Kertangkes
33. Ulya Latifah, S.PdI Tata Usaha
34 Zihana Susti, S.Si Guru / Matematika
35. Sri Umroh Guru / Bahasa Jawa
36. H. Zubaidi Noor Guru / Matematika
37. Muhammad Sulis Tata Usaha / Tukang Kebun
38. Wahyu Nuzumul Mukhsin Tata Usaha / Tukang Kebun

Sedangkan jumlah siswa-siswi MTs Wahi Hasyim salafiyah dengan perincian sebagai berikut:
 Jumlah siswa-siswi secara keseluruhan : 137 siswa-siswi
 Jumlah siswa : 62 orang
 Jumlah siswi :75 orang
Kemudian akan saya perinci lagi sebagai berikut:
 Kelas IX A Siswa : 8 orang
Siswi : 16 orang
 Kelas IX B Siswa : 19 orang
Siswi : 18 orang
 Kelas IX C Siswa : 5 orang
Siswi : 22 orang
 Kelas IX D Siswa : 20 orang
Siswi : 19 orang
Seteelah mengetahui latar belakang kesejarahan diatas dan setelah saya melihat langsung kondisi sekolahan tersebut, maka permasalahn yang ada pada sekolahan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan yang terdapat dibawah ini:
POLEMIK HASIL UJIAN NASIONAL

A. Pendahuluan
Ujian nasional merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa-siswi yang duduk di kelas 3 SMP maupun SMA atau sederajatnya, karena ujian nasional merupakan barometer kemampuan siswa dala belajar di lembaga pendidikan. Sehingga berhasil atau tidaknya siswa-siswi ditentukan dengan hasil ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah ementrian pendidikan nasional.
Perlu diketahui, bahwa ujian nasional merupakan suatu momok bagi seorang siswa maupun siswi yang tengah melaksanakan ujian nasional. Seperti banyak diberitakan bahwa ujian nasional mempunyai polemik tersndiri bagi siswa-siswi. Sebagaimana terjadi pada adek (14 tahun), dimana diduga stress karena tidak lulus ujian nasional (UN), siswa SMP lancang kuning di dumai, riau nekat ingin mengakhiri hidup dengan gantung diri. Desi (43 tahun), ibu dari siswa malang itu saat ditemui dikediamanya di kelurahan bumi ayu, kecamatan dumai barat, sabtu (8/5/2010) mengatakan, saat ditemui kondisi anaknya lemas terbelit seutas tali yang tergantung didekat pintu kamar.
“kondisi adek saat saya jumpai sudah pucat dengan mata tertutupdan lidah menjulur. Saya hanya dapat berteriak dan menangis,” kata desi, beberapa warga yang mendengar teriakan desi kemudian brdatangan dan memotong seutas tali yang membelit leher anaknya. Saat diturunkan, adek masih dalam kondisi bernafas sehingga selamat dari tindakan percobaan bunuh diri yang dilakukanya.
Demi memastikan kondisi anaknya, desi dibantu warga lainya kemudian berinisiatif membawa adek ke rumah sakit umum daerah (RSUD) kota dumai.
“Saya nggak tahu kalau dia (Adek-Red) sanggup berbuat seperti itu. Memang sebelumnya saya sempat nasehati karena dia tidak lulus ujian. Sejak saat itu dia terus sering murung dan mengurung diri dikamarnya,” ungkap Desi. Dengan mata berkaca-kaca, Desi mengharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali.
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas dapat ditarik permasalahan yaitu bunuh diri sebagai salah satu alternatif setelah melihat hasil ujian nasional!
C. Pembahasan
1. Teori Bunuh Diri
Membahas mengenai teori sosiologi hal yang paling unik adalah torinya emile durkheim yang mana dia membahas mengenai fenomena bunuh diri. Yang mana bila kita lihat sekilas fenomena ini dapat disebabkan oleh kondisi psikologi suatu individu menurut durkheim yang dikutip oleh richard osborne, bahwa fenomena ini terdapat beberapa tipee sebagai berikut :
a. Bunuh Diri egoistik
Bunuh diri egoistik dapat kita temui apabila individu dlam kondisi suatu masyarakat tidak dapat terintegrasikan oleh kelompoknya, maka dalam hal ini individu tersebut merasa tidak dibutuhkan atau ditiadakan dan dengan perasaan yang demikian maka akan mendorong individu tersebut untuk melakukan bunuh diri.
b. Bunuh Diri Anomik
Bunuh diri Anomik dapat terjadi ketika keadaan suatu kelompok masyarakat dalam keadaan keguncangan dan didalamnya tidak terdapat suatu nilai atau norma yang dapat digunakan sebagai pedoman maka disini individu akan merasa kebingungan dan hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan tindakan bunuh diri.
c. Bunuh Diri Altruistik
Bunuh diri Altruistik, bunuh diri tipe ini disebabkan oleh adanya ikatan sosial yang sangat kuat. Misal dalam tragedi bom bali yang mana dalam analisa kasusnya merupakan bom bunuh diri. Dalam hal tersebut ada sebuah organisasi yang mempunyai misi untuk melakukan pengeboman tersebut, dan karena kuatnya ikatan sosial dalam organisasi tersebut maka slah satu dari anggota kelompok rela mengorbankan dirinya asalkan apa uyang menjadi misi atau tujuan kelompok tersbut dapat tercapai.
d. Bunuh Diri Fatalistik
Bunuh diri fatalistik, terjadi karena tekanan yang teramat oleh kelompok lain, misalnya karena tekanan oleh seoraang majikan terhadap pembatunya atau seperti pada masyarakat budak.

2. Analisis
Melihat dari latar belakan dan teori yang ada diatas, maka dapat dipahami semakin modern kehidupan manusia, semakin kompleks tantangan kehidupan yang harus dihadapi. Kompleksitas tantangan kehidupan ini bisa membuat manusia terguncang atau shock, yang kemudian membuat manusia menjadi gelap mata dan perilakunya menyimpang dari norma-norma sosial maupun norma-norma agama. Orang cenderung semaunya dan tak ingat lagi pada tuhanya. Manusia menjadi beringas, kejam, tak kenal kasih sayang, yang kuat menindas yang lemah, dan yang lebih mengerikan lagi mereka tak segan-segan membunuh untuk memenuhi kehendaknya. Sementara yang lemah semakin terjepit tak berdaya, kemampuan yang tersisa mereka manfaatkan untuk mempertahankan hidup meski dengan mengemis, melacur, mencuri, mencopet dan perbuatan lainya yang sepatutnya tidak dilakukan. Akibat perbuatan ini membuat orang lain resah, dan meningkatnya penyakit sosial. Sehingga mereka dianggap sampah masyarakat yang harus dimusnahkan.
Lahirnya pengemis, gelandangan, anak-anak jalanan,pencuri, pelacur dan sampah masyarakat lainya didasari atas tuntutan materi yang pada umunyamereka kebingungan untuk memenuhinya, karen bekal skill yang mereka miliki tidak memadai. Mereka hanya memiliki semangat dan sedikit keberanian bahwa mereka harus bertahan hidup. Sehingga yang terjadi adalah mereka nekat pergi ke kota-kotabesar dengan harapan memperoleh penghasilan yang bisa membuat hidupnya layak. Namun, karena hanya bermodal nekat dan semangat hidup, di kota mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan yang membuat hidupnya layak. Akibatnya mereka mengemis, mengamen, memalak, melacur atau pekerjaan-pekerjaan lain yang sejenis. Dengan profesinya inilah kemudian mereka dicap sebagai pengemis, pengamen, pencopet, pemalak, pelacur,suatu profesi di mata masyarakat adalah profesi yang hina.
Umat islam yang ditafsirkan dalam Al-Qur’an menjadi “al-khalifah fi al ard” tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Umat islam tidak bisa menjadi contoh malah menjadi cemoohan dimana-mana.


Itulah kegetiran yang dirasakan saat ini. Kalu mau jujur mayoritas umat islam telah menyimpang dari norma-norma ajaran agamanya sendiri. Semua itu karena lemahnya keimanan umat islam, khususnya di indonesia.
Akibat lemahnya iman ini, orang-orang yang mengerti dan paham tentang hukum-hukum agam tetapi justru mereka dalam kehidupan sehari-hari perilakunya bertentangan dengan ajaran agama islam dan mudah sekali tergelincir kedalam nafsu syaithoniyah. Sehingga dalam mencari penghidupan, umat tidak mau bekerja keras dan memohon pertolongan Allah, malah mempunyai cara tersendiri.
Hidup dan persoalanya menjadi hal yang menyibukkan, seseoranng bahkan serig menjadikanya putus asa. Dalam kehidupan yang serba terbuka sekarang ini, persoalan hidup menjadi semakin beragam dan kompleks. Baik yang datang dari sesorang maupun yang datang dari luar. Kesiapan dan ketangguhan fisik,moral, intelektual dan eomosi sangat seseorang sangat diperlukan agar seseorang dapat hidup bahagia dunia dan akhirat. Sedangkan kelemahan dan kerapuhan pada segi-segi tersebut akan membawanya ke alur kenistaan, kesengsaraan dan kecemasan.
Sebagai seorang muslim kita dituntut berusaha sekuat tenaga mengatasi hidup dan segala persoalanya. Kita harus memiliki iman yang kuat, tegar dalam bersikap dan tabah dalm menghadapi segala persoalan hidup. Hanya saja sebagai manusia kita tidak luput dari khilaf dan dosa. Maka, sebaik-baiknya orang yang khilaf dan dosa adalah mereka yang masih mau kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Ajaran yang telah sempurna dan komprehensif yang telah dicntohkan oleh Rasul Muhammad SAW yang terangkum dalam kitabullah dan sunah Rasul. Bila Al-Qur’an dan sunnah Rasul dipahami dengan benar dan diikuti pasti akan membawa ketentraman dan keselarasan hidup di dunia maupun di akhirat.
Bahagia hidup di dunia dan akhirat adalah salah satu tujuan hidup manusia, dan semua itu akan tercapai jika manusia mau dam mampu beramal saleh dan berakhlak mulia. Maka dari itu, untuk membina dan mengembangkan moralitas seseorang perlu adanya bimbingan rohani.
Karena bimbingan roani merupakan bantuan pencerahan dan pembinaan jiwa, ermasuk hati dan akal. Rohani manusia mempunyai unsur daya atau kemampuan pikir, merasakan atau menghayati dan kehendak atau hawa nafsu. Dengan berpijak pada firman-firman illahi dan hadist Nabi. Bimbingan rohani mampu mengontrol dan menyeimbangkan diri dalam segi mentl ruhaniah tersebut, dengan ketentuan orang yang dibimbing diajak untuk mengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya. Kemudian memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkanya sehingga memperoleh keyakinan, tidak menerima saja tetapi juga tidak menolak begitu saja. Kemudian diajak memahami apa yang perlu dipahami dan dihayati setelah berdasarkan pemikiran dan analisis yang jernih agar diperoleh keyakinan tersebut. Kemudian diajak menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan ruhaniah, bukan Cuma mengikuti hawa nafsu (perasaan dangkal, kehendak) semata.
Sehingga dengan kasus yang terjadi pada adek (14) yang tak lulus ujian nasional kemudian mempunyai alternatif untuk bunuh diri dengan alasan tidak menanggung beban dalam pikiranya, maka dapat dikategorikan bunuh diri anomik. Bunuh diri anomik dapat terjadi ketika keadaan suatu kelompok dalam keguncangan dan didalamnya tidak terdapat suatu nilai atau norma yang dapat digunakan sebagai pedoman maka disini individu akan merasakan kebingungan dan hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan tindakan bunuh diri.
D. Penutup
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa mengapa bunuh diri masih dijadikan sebagai alternatif ? padahal kita semua tahu tindakan semacam itu bukan alternatif namanya tapi lebih mengarah ke tindakan konyol. Kalau bicara masalah alternatif pasti selalu muncul ketika masalah itu hadir karena alternatif ada karena masalah itu ada. Salah besar orang yang dirundung masalah, mengambil jalan pintas, menghabisi nyawanya untuk menyelesaikan problem kehidupanya. Inilah yang terjadi dengan Adek (14), dia tidak sabar menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dia memilih bunuh diri sebagai obat mujarabnya. Sungguh sempit pemikiran dia, sehingga tindakan yang termasuk kategori dosa besar dalam kacamata agama islam dilanggar juga. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 29 disebutkan: “dan janganlah kamu membunuh diri kami, karena sesungguhnya Allah belas kasih kepadamu”. Oleh karena itu, Islam tidak membenarkan dalam situasi apapun untuk melepaskan diri dari hidup dan menanggalkan pakaian karena ada suatu bala’ yang menimpanya atau karena gagal dalam menggapai cita-citanya. Sebab seorang mukmin diciptakan untuk berjuang, bukan berjuan untuk berperang, bukan untuk lari dari area kehidupan, sebab setiap mukmin mempunyai senjata dan mempunyai kekayaan yang tidak akan habis, yaitu berupa senjata iman dan kekayaan budi. Rasulullah SAW memberikan ancaman kepada orang yang berbuat tindakan kriminal yang keenam ini dengan terhalangnya dari rahmat Allah SWT dan mendapat murka Allah SWT di akhirat.
Memang tidak mudah mencari solusi masalaah yang satu ini. Dibutuhkan banyak sekali komponen yang berperan dalam menyingkapi fenomena bunuh diri yang semakin merabak disemua kalangan. Dalam kasus adek (14) merupakan sebagian kecil dari fenomena bunuh diri yang dilatar belakangi faktor X. Dalam kasus apapun yang melatarbelakangi semua kejadian bunuh diri sebenarnya satu yang menjadi kesamaan mereka (orang yang melakukan bunuh diri) semua nya mempunyai keimanan yang lemah sehingga dengan mudah syaithan-syaithan yang menjadi musuh abadi manusia menyetir. Pola pemikiranya, iman menjadi hal yang paling sentral dalam masalah ini, sehingga disinilah peranan ustadz diperlukan disamping sebagai psikiater (penasehat) yang tepat juga bisa dijadikan sebagai guru spiritual keimanan ketika manajemen qalbu bisa menciptakan keimanan yang kokoh sehingga dengan sendirinya iman tersebut menghasilkan produk sabar dan qona’ah. Kedua produk inilah yang menjauhkan kita semua masuk dalam perangkap syaithan yang terkutuk. Sesulit apapun cobaan apalah artinya kalu kita letakkan “surga” dalam hati kita. Ketika penggalan kalimat diatas dapat merasuk didalam .qalbu kita senua saya kira keimanan yang kokoh dan aktualisasi keimanan sudah bisa dijadikan salah satu solusi yang ampuh untuk mengikis merebaknya kasus bunuh diri.
Hidup ini pedih ! akan tetapi hanya terasa seprti cubitan ringan saja, jika kita tahu kejamnya neraka”.
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan dan kesalahan, pemakalah mohon maaf serta dengan hati terbuka pemakalah menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga bermanfaat dan menambah manfaat bagi kita semua. Amin.

Daftar Pustaka

Abdul Malikud Mada, Sampaikan Kebenaran Walau Sat Ayat, Rangkuman Enam Judul, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, UII Press Yogyakarta, 2001.
DUMAI, Tribunkaltim.co.id, Minggu, 9 Mei 2010, 08:35 WITA
Usman, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Pustaka Setia, Bandung, 1981.
Richard Osborne, dkk, Mengenal Dan Memahami Sosiologi. Scientific Press, Batam, 2005.