POLEMIK HASIL UJIAN NASIONAL
A. Pendahuluan
Ujian nasional merupakan salah satu syarat kelulusan bagi siswa-siswi yang duduk di kelas 3 SMP maupun SMA atau sederajatnya, karena ujian nasional merupakan barometer kemampuan siswa dala belajar di lembaga pendidikan. Sehingga berhasil atau tidaknya siswa-siswi ditentukan dengan hasil ujian nasional yang diselenggarakan oleh pemerintah, dalam hal ini adalah ementrian pendidikan nasional.
Perlu diketahui, bahwa ujian nasional merupakan suatu momok bagi seorang siswa maupun siswi yang tengah melaksanakan ujian nasional. Seperti banyak diberitakan bahwa ujian nasional mempunyai polemik tersndiri bagi siswa-siswi. Sebagaimana terjadi pada adek (14 tahun), dimana diduga stress karena tidak lulus ujian nasional (UN), siswa SMP lancang kuning di dumai, riau nekat ingin mengakhiri hidup dengan gantung diri. Desi (43 tahun), ibu dari siswa malang itu saat ditemui dikediamanya di kelurahan bumi ayu, kecamatan dumai barat, sabtu (8/5/2010) mengatakan, saat ditemui kondisi anaknya lemas terbelit seutas tali yang tergantung didekat pintu kamar.
“kondisi adek saat saya jumpai sudah pucat dengan mata tertutupdan lidah menjulur. Saya hanya dapat berteriak dan menangis,” kata desi, beberapa warga yang mendengar teriakan desi kemudian brdatangan dan memotong seutas tali yang membelit leher anaknya. Saat diturunkan, adek masih dalam kondisi bernafas sehingga selamat dari tindakan percobaan bunuh diri yang dilakukanya.
Demi memastikan kondisi anaknya, desi dibantu warga lainya kemudian berinisiatif membawa adek ke rumah sakit umum daerah (RSUD) kota dumai.
“Saya nggak tahu kalau dia (Adek-Red) sanggup berbuat seperti itu. Memang sebelumnya saya sempat nasehati karena dia tidak lulus ujian. Sejak saat itu dia terus sering murung dan mengurung diri dikamarnya,” ungkap Desi. Dengan mata berkaca-kaca, Desi mengharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali.
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang diatas dapat ditarik permasalahan yaitu bunuh diri sebagai salah satu alternatif setelah melihat hasil ujian nasional!
C. Pembahasan
1. Teori Bunuh Diri
Membahas mengenai teori sosiologi hal yang paling unik adalah torinya emile durkheim yang mana dia membahas mengenai fenomena bunuh diri. Yang mana bila kita lihat sekilas fenomena ini dapat disebabkan oleh kondisi psikologi suatu individu menurut durkheim yang dikutip oleh richard osborne, bahwa fenomena ini terdapat beberapa tipee sebagai berikut :
a. Bunuh Diri egoistik
Bunuh diri egoistik dapat kita temui apabila individu dlam kondisi suatu masyarakat tidak dapat terintegrasikan oleh kelompoknya, maka dalam hal ini individu tersebut merasa tidak dibutuhkan atau ditiadakan dan dengan perasaan yang demikian maka akan mendorong individu tersebut untuk melakukan bunuh diri.
b. Bunuh Diri Anomik
Bunuh diri Anomik dapat terjadi ketika keadaan suatu kelompok masyarakat dalam keadaan keguncangan dan didalamnya tidak terdapat suatu nilai atau norma yang dapat digunakan sebagai pedoman maka disini individu akan merasa kebingungan dan hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan tindakan bunuh diri.
c. Bunuh Diri Altruistik
Bunuh diri Altruistik, bunuh diri tipe ini disebabkan oleh adanya ikatan sosial yang sangat kuat. Misal dalam tragedi bom bali yang mana dalam analisa kasusnya merupakan bom bunuh diri. Dalam hal tersebut ada sebuah organisasi yang mempunyai misi untuk melakukan pengeboman tersebut, dan karena kuatnya ikatan sosial dalam organisasi tersebut maka slah satu dari anggota kelompok rela mengorbankan dirinya asalkan apa uyang menjadi misi atau tujuan kelompok tersbut dapat tercapai.
d. Bunuh Diri Fatalistik
Bunuh diri fatalistik, terjadi karena tekanan yang teramat oleh kelompok lain, misalnya karena tekanan oleh seoraang majikan terhadap pembatunya atau seperti pada masyarakat budak.
2. Analisis
Melihat dari latar belakan dan teori yang ada diatas, maka dapat dipahami semakin modern kehidupan manusia, semakin kompleks tantangan kehidupan yang harus dihadapi. Kompleksitas tantangan kehidupan ini bisa membuat manusia terguncang atau shock, yang kemudian membuat manusia menjadi gelap mata dan perilakunya menyimpang dari norma-norma sosial maupun norma-norma agama. Orang cenderung semaunya dan tak ingat lagi pada tuhanya. Manusia menjadi beringas, kejam, tak kenal kasih sayang, yang kuat menindas yang lemah, dan yang lebih mengerikan lagi mereka tak segan-segan membunuh untuk memenuhi kehendaknya. Sementara yang lemah semakin terjepit tak berdaya, kemampuan yang tersisa mereka manfaatkan untuk mempertahankan hidup meski dengan mengemis, melacur, mencuri, mencopet dan perbuatan lainya yang sepatutnya tidak dilakukan. Akibat perbuatan ini membuat orang lain resah, dan meningkatnya penyakit sosial. Sehingga mereka dianggap sampah masyarakat yang harus dimusnahkan.
Lahirnya pengemis, gelandangan, anak-anak jalanan,pencuri, pelacur dan sampah masyarakat lainya didasari atas tuntutan materi yang pada umunyamereka kebingungan untuk memenuhinya, karen bekal skill yang mereka miliki tidak memadai. Mereka hanya memiliki semangat dan sedikit keberanian bahwa mereka harus bertahan hidup. Sehingga yang terjadi adalah mereka nekat pergi ke kota-kotabesar dengan harapan memperoleh penghasilan yang bisa membuat hidupnya layak. Namun, karena hanya bermodal nekat dan semangat hidup, di kota mereka sulit mendapatkan lapangan pekerjaan yang membuat hidupnya layak. Akibatnya mereka mengemis, mengamen, memalak, melacur atau pekerjaan-pekerjaan lain yang sejenis. Dengan profesinya inilah kemudian mereka dicap sebagai pengemis, pengamen, pencopet, pemalak, pelacur,suatu profesi di mata masyarakat adalah profesi yang hina.
Umat islam yang ditafsirkan dalam Al-Qur’an menjadi “al-khalifah fi al ard” tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Umat islam tidak bisa menjadi contoh malah menjadi cemoohan dimana-mana.
Itulah kegetiran yang dirasakan saat ini. Kalu mau jujur mayoritas umat islam telah menyimpang dari norma-norma ajaran agamanya sendiri. Semua itu karena lemahnya keimanan umat islam, khususnya di indonesia.
Akibat lemahnya iman ini, orang-orang yang mengerti dan paham tentang hukum-hukum agam tetapi justru mereka dalam kehidupan sehari-hari perilakunya bertentangan dengan ajaran agama islam dan mudah sekali tergelincir kedalam nafsu syaithoniyah. Sehingga dalam mencari penghidupan, umat tidak mau bekerja keras dan memohon pertolongan Allah, malah mempunyai cara tersendiri.
Hidup dan persoalanya menjadi hal yang menyibukkan, seseoranng bahkan serig menjadikanya putus asa. Dalam kehidupan yang serba terbuka sekarang ini, persoalan hidup menjadi semakin beragam dan kompleks. Baik yang datang dari sesorang maupun yang datang dari luar. Kesiapan dan ketangguhan fisik,moral, intelektual dan eomosi sangat seseorang sangat diperlukan agar seseorang dapat hidup bahagia dunia dan akhirat. Sedangkan kelemahan dan kerapuhan pada segi-segi tersebut akan membawanya ke alur kenistaan, kesengsaraan dan kecemasan.
Sebagai seorang muslim kita dituntut berusaha sekuat tenaga mengatasi hidup dan segala persoalanya. Kita harus memiliki iman yang kuat, tegar dalam bersikap dan tabah dalm menghadapi segala persoalan hidup. Hanya saja sebagai manusia kita tidak luput dari khilaf dan dosa. Maka, sebaik-baiknya orang yang khilaf dan dosa adalah mereka yang masih mau kepada tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Ajaran yang telah sempurna dan komprehensif yang telah dicntohkan oleh Rasul Muhammad SAW yang terangkum dalam kitabullah dan sunah Rasul. Bila Al-Qur’an dan sunnah Rasul dipahami dengan benar dan diikuti pasti akan membawa ketentraman dan keselarasan hidup di dunia maupun di akhirat.
Bahagia hidup di dunia dan akhirat adalah salah satu tujuan hidup manusia, dan semua itu akan tercapai jika manusia mau dam mampu beramal saleh dan berakhlak mulia. Maka dari itu, untuk membina dan mengembangkan moralitas seseorang perlu adanya bimbingan rohani.
Karena bimbingan roani merupakan bantuan pencerahan dan pembinaan jiwa, ermasuk hati dan akal. Rohani manusia mempunyai unsur daya atau kemampuan pikir, merasakan atau menghayati dan kehendak atau hawa nafsu. Dengan berpijak pada firman-firman illahi dan hadist Nabi. Bimbingan rohani mampu mengontrol dan menyeimbangkan diri dalam segi mentl ruhaniah tersebut, dengan ketentuan orang yang dibimbing diajak untuk mengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya. Kemudian memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkanya sehingga memperoleh keyakinan, tidak menerima saja tetapi juga tidak menolak begitu saja. Kemudian diajak memahami apa yang perlu dipahami dan dihayati setelah berdasarkan pemikiran dan analisis yang jernih agar diperoleh keyakinan tersebut. Kemudian diajak menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan ruhaniah, bukan Cuma mengikuti hawa nafsu (perasaan dangkal, kehendak) semata.
Sehingga dengan kasus yang terjadi pada adek (14) yang tak lulus ujian nasional kemudian mempunyai alternatif untuk bunuh diri dengan alasan tidak menanggung beban dalam pikiranya, maka dapat dikategorikan bunuh diri anomik. Bunuh diri anomik dapat terjadi ketika keadaan suatu kelompok dalam keguncangan dan didalamnya tidak terdapat suatu nilai atau norma yang dapat digunakan sebagai pedoman maka disini individu akan merasakan kebingungan dan hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan tindakan bunuh diri.
D. Penutup
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahawa mengapa bunuh diri masih dijadikan sebagai alternatif ? padahal kita semua tahu tindakan semacam itu bukan alternatif namanya tapi lebih mengarah ke tindakan konyol. Kalau bicara masalah alternatif pasti selalu muncul ketika masalah itu hadir karena alternatif ada karena masalah itu ada. Salah besar orang yang dirundung masalah, mengambil jalan pintas, menghabisi nyawanya untuk menyelesaikan problem kehidupanya. Inilah yang terjadi dengan Adek (14), dia tidak sabar menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, sehingga dia memilih bunuh diri sebagai obat mujarabnya. Sungguh sempit pemikiran dia, sehingga tindakan yang termasuk kategori dosa besar dalam kacamata agama islam dilanggar juga. Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 29 disebutkan: “dan janganlah kamu membunuh diri kami, karena sesungguhnya Allah belas kasih kepadamu”. Oleh karena itu, Islam tidak membenarkan dalam situasi apapun untuk melepaskan diri dari hidup dan menanggalkan pakaian karena ada suatu bala’ yang menimpanya atau karena gagal dalam menggapai cita-citanya. Sebab seorang mukmin diciptakan untuk berjuang, bukan berjuan untuk berperang, bukan untuk lari dari area kehidupan, sebab setiap mukmin mempunyai senjata dan mempunyai kekayaan yang tidak akan habis, yaitu berupa senjata iman dan kekayaan budi. Rasulullah SAW memberikan ancaman kepada orang yang berbuat tindakan kriminal yang keenam ini dengan terhalangnya dari rahmat Allah SWT dan mendapat murka Allah SWT di akhirat.
Memang tidak mudah mencari solusi masalaah yang satu ini. Dibutuhkan banyak sekali komponen yang berperan dalam menyingkapi fenomena bunuh diri yang semakin merabak disemua kalangan. Dalam kasus adek (14) merupakan sebagian kecil dari fenomena bunuh diri yang dilatar belakangi faktor X. Dalam kasus apapun yang melatarbelakangi semua kejadian bunuh diri sebenarnya satu yang menjadi kesamaan mereka (orang yang melakukan bunuh diri) semua nya mempunyai keimanan yang lemah sehingga dengan mudah syaithan-syaithan yang menjadi musuh abadi manusia menyetir. Pola pemikiranya, iman menjadi hal yang paling sentral dalam masalah ini, sehingga disinilah peranan ustadz diperlukan disamping sebagai psikiater (penasehat) yang tepat juga bisa dijadikan sebagai guru spiritual keimanan ketika manajemen qalbu bisa menciptakan keimanan yang kokoh sehingga dengan sendirinya iman tersebut menghasilkan produk sabar dan qona’ah. Kedua produk inilah yang menjauhkan kita semua masuk dalam perangkap syaithan yang terkutuk. Sesulit apapun cobaan apalah artinya kalu kita letakkan “surga” dalam hati kita. Ketika penggalan kalimat diatas dapat merasuk didalam .qalbu kita senua saya kira keimanan yang kokoh dan aktualisasi keimanan sudah bisa dijadikan salah satu solusi yang ampuh untuk mengikis merebaknya kasus bunuh diri.
Hidup ini pedih ! akan tetapi hanya terasa seprti cubitan ringan saja, jika kita tahu kejamnya neraka”.
Demikianlah makalah yang dapat saya sampaikan, apabila ada kekurangan dan kesalahan, pemakalah mohon maaf serta dengan hati terbuka pemakalah menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga bermanfaat dan menambah manfaat bagi kita semua. Amin.
Daftar Pustaka
Abdul Malikud Mada, Sampaikan Kebenaran Walau Sat Ayat, Rangkuman Enam Judul, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2000.
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, UII Press Yogyakarta, 2001.
DUMAI, Tribunkaltim.co.id, Minggu, 9 Mei 2010, 08:35 WITA
Usman, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, Pustaka Setia, Bandung, 1981.
Richard Osborne, dkk, Mengenal Dan Memahami Sosiologi. Scientific Press, Batam, 2005.
Rabu, 27 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar