Minggu, 18 April 2010

PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN AGAMA ISLAM DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI MENDIDIK ANAK DI DESA KANDANGMAS DAWE KUDUS

PROPOSAL PENELITIAN
Nama : Husnul Inayati
Nim : 107213
Jurusan : Tarbiyah/PAI
Judul : PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN AGAMA ISLAM DAN PERHATIAN ORANG TUA
TERHADAP MOTIVASI MENDIDIK ANAK DI DESA KANDANGMAS DAWE KUDUS

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah harapan bagi orang tunya. Dia merupakan hasil dari buah kasih sayang yang diikat dalam suatu perkawinan antara suami istri dalam satu keluarga. Segala yang terbaik pantaslah diberikan kepada anak, termasuk dalam pemenuhan sandang, pangan, tempat tinggal, pendidikan dan lain sebagainya.
Satu hal yang terpenting adalah maslah pendidikan yang merupakan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk memberikan dan hak anak untuk mendengarkannya.
Orang tua memiliki tugas utama dalam pendidikan anak, yaitu menjadi peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lainnya, ketika seorang anak masih berusia 0-2 tahun. Pada masa ini anak sangat bergantung kepada orang lain, dia tidak dapat hidup tanpa bimbingan orang-orang sekitarnya dan lingkungan pertama yang dialami oleh anak adalah asuhan ibu dan ayah. Dan yang terpenting lagi pendidikan dimuali sejak dini, karena perkembangan jiwa anak mulai tumbuh sejak dia kecil, sesuai dengan fitrahnya.
Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagai pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana keluarga itu baik dan menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang paling berpengaruh dibandingkan yang lain, karena seorang anak masuk Islam sejak awal kehidupannya, dan dalam keluargalah ditanamkan benih-benih pendidikan.
Seorang ibu sangat besar pengaruhnya dalam membimbing anak seiring dengan pertumbuhannya. Para ibu hendaknya memperhatikan berbagai permasalahan mengenai anak. Pada masa balita atau masa pertama bagi anak, maka ibu hendaknya mengetahui pendidikan bahwa pada masa ini hanya berupa latihan-latihan kebiasaan, hingga anak bisa berkata, maka ia mulai megenal kata-kata yang ada hubungannya dengan lingkungannya.
Ajaran agama Islam adalah suatu pengembangan agama Islam. Agama Islam bersumber dari al-Qur'an yang memuat wahyu Allah dan al-Hadist yang memuat sunnah Rasulullah.
Komponen utama agama Islam atau unsur utama agama Islam (aqidah, syariah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi sarat untuk mengembangkannya. Yang dikembangkan adalah ajaran agama yang terdapat dalam al-Qur'an dan al-Hadist. Dengan kata lain yang dikembangkan dapat dipahami manusia adalah wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah yang merupakan agama (Islam).
Jelaslah bahwa sumber agama Islam atau sumber ajaran agama Islam adalah ajaran yang bersumber dari ajaran Islam yan dikembangkan oleh akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya. Dengan demikian, ajaran Islam merupakan pengembangan agama ata ajaran agama Islam. Sumber utamanya sama yaitu al-Qur'an dan al-Hadist tetapi untuk ajaran Islam ada sumber tembahan atau sumber pengembangan yaitu rakyu atau akal pikiran manusia.
Sukanto Reksohadiprojo memberikan pengertian bahwa motivasi adalah sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu. Menurut Reksohadiprojo dan Handoko motivasi huga diartikan sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada saat ini seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran keputusan. Jadi motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Batasan motivasi menurut Wexly dan Yukl dapat diartikan sebagai proses dimana perilaku energi dan diarahkan.
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional) atau yang tidak disadari (mekanik atau naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa seorang anak lebih mudah menerima muatan pendidikan termasuk pendidikan agama, melalui apa yang di contohkan oleh orang-orang disekitanya daripdada melalui cara yang lain, seperti nasehat-nasehat maupun petunjuk-petunjuk secara lisan. Maka dari itu seorang ibu dituntut untuk bersikap yang baik dalam keseharian.
Dari fenomena di atas, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul "PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN AGAMA ISLAM DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI MENDIDIK ANAK"


B. Penegasan Istilah
Memudahkan pemahaman dan menjaga agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, maka penulis jelaskan pokok masalah yang berkaitan dengan judul "PENGARUH PEMAHAMAN AJARAN AGAMA ISLAM DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI MENDIDIK ANAK", antara lain:
1. Pengaruh
Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata dasar paham, yang berarti banyaknya pengetahuan, pikirannya tidak berkesesuaian dengan kebanyakan orang, mengerti benar, tahu benar, pandai. Pengertian pemahaman dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan.
3. Ajaran Agama Islam
Ajaran Agama Islam adalah pedoman pokok yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan makhluk hidup lain, serta hubungannya dengan alam sekitar yang harus diyakini dan dijalankan. Ajaran di sini dimaksudkan ajaran Islam, jadi yang menjadi pedoman hidup manusia adalah ajaran-ajaran Islam seperti yang dibawakan oleh Rasulullah SAW.
4. Perhatian
Perhatian adalah respon umum terhadap sesuatu yang merangsang dikarenakan adanya bahan-bahan apersepsi pada kita. Akibatnya maka menyempitkan kesadaran kita dan memusatkannya kepada hal-hal yang telah merangsang kita.
5. Orang Tua
Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di rumah. Dalam hal ini dapat berwujud bapak, ibu, saudara, dan lain-lain.
6. Motivasi Mendidik Anak
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, atau disebut daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Mendidik adalah memberi ajaran mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Anak merupakan amanat (Tuhan) bagi kedua orang tuanya. Yang dimaksud di sini adalah bahwa anak menjadi objek yang di didik oleh orang tuanya sebagai pengemban amanat Allah tersebut. Artinya anak memiliki hak untuk menerima pendidikan dari orang tuanya, khususnya ibu sebagai sumber yang menjadi objek dalam penelitian ini. Batasan usia bagi anak dalam penelitian ini adalah anak yag masih berusia balita (di bawah lima tahun) atau lebih khusus lagi antara 4 sampai 5 tahun.
Dari berbagai penjelasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa maksud judul adalah sebuah penelitian mengenai pemahaman yang diketahui orang tua mengenai ajaran agama Islam dan perhatian orang tua dalam usaha mendewasakan mental anak melalui ajaran agama Islam yang diajarkan.


C. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini membatasi pada:
1. Pemahaman ajaran agama Islam
2. perhatian orang tua
3. motivasi mendidik anak
D. Rumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, maka dalam hal ini penulis dapat merumuskan terlebih dahulu masalah yang akan dibahas. Aapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman ajaran agama Islam terhadap motivasi anak didik?
2. Bagaimana perhatian orang tua terhadap motivasi anak didik ?
3. Adakah pengaruh antara pemahaman ajaran agama Islam dan perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap motivasi mendidik anak ?
E. Tujuan Penelitian
Dari penelitian ini dapat diperoleh jawaban terhadap pokok masalah yang telah dirumuskan, yaitu:
1. Untuk mengetahui pemahaman ajaran agama Islam terhadap motivasi anak didik
2. Untuk mengetahui perhatian orang tua terhadap motivasi anak didik
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara pemahaman ajaran agama Islam dan perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap motivasi mendidik anak
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah dan memperluas khasanah pemahaman dalam masalah ajaran agama Islam khususnya ajaran agama Islam dan perhatian orang tua
b. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai pemahaman dalam ajaran agama Islam dan perhatian orang tua untuk memberikan didikan pada anak.
c. Untuk lebih mendukung teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai renungan bahwa ajaran agama Islam sangat baik diberikan kepada anak saat anak dalam usia kanak-kanak.
b. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi praktisi pendidikan khususnya yang terkait dengan pemahaman ajaran agama Islam dan perhatian orang tua dalam motivasi mendidik anak.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menterjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterima.
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu maka belajar itu harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan anak dapat memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting bagi anak yang belajar. Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan bagian–bagian belajar pada porsinya. Tanpa itu maka skill dan sikap tidak akan bermakna.
Dalam belajar, unsur pemahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur pisikologis yang lain. Dengan motivasi, konsentrasi dan reaksi, subjek belajar dapat mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau skil, kemudian dengan unsur organisasi subjek belajar dapat menata dan menuturkan hal-hal tersebut secara berurutan bersama menjadi suatu pola yang logis. Karena mempelajari sejumlah data sebagaimana
adanya, secara bertingkat atau berangsur-angsur, si subjek belajar mulai memahami artinya dan implikasi dari persoalan keseluruhan.
b. Pengertian Ajaran
Ajaran adalah sesuatu yang berisi pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (Allah), dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya, dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati dan alam semesta ini. Ajaran berwujud prinsip atau pokok-pokok yang disesuaikan menurut keadaan dan kebutuhan pada waktu, bahkan disesuaikan menurut lokasi atau golongan tertentu. Semisal ajaran yang dibawa oleh para Nabi. Semua Nabi membawa ajaran yang berbeda yang disesuaikan dengan kondisi dan keadaan zaman masing-masing dimulai dari ajaran yang dibawa oleh nabi Adam sampai pada nabi Muhammad SAW.
Ajaran yang paling sempurna terletak pada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang berisi seluruh pedoman hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia bagi umat di seluruh dunia. Diwujudkan dalam bentuk al-Qur'an dan al-Hadist.
c. Pengertian Agama
Agama merupakan peranan yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia, karena agama tidak hanya mengatur kehidupan manusia di alam akhirat saja, tetapi juga mengatur bagaimana seharusnya hidup di dunia. Agama mengajarkan nilai-nilai moral dan mengajak manusia berbuat baik dalam hubungannya dengan alam sesama manusia. Menurut Abdurrahman, dkk, bahwa kebenaran dan nilai-nilai sebagai hasil pemikiran manusia, tanpa dikendalikan oleh cahaya kebenaran agama akan mudah terjerumus dalam kesesatan.
Zakiah Daradjat, agama adalah yang dirasakan dengan hati, pikiran dan dilaksanakan tindakan serta membentuk dalam sikap dan cara menghadapi hidup pada umumnya. Sedangkan menurut Durkheim (Ahli Sosiologi) yang diutip oleh Muslim Nurdin, dkk, bahwa agama adalah suatu kesatuan sistem kepercayaan dan pengalaman terhadap suatu yang sakral, yaitu yang lain daripada yang lain.
Dari pandangan tersebut, dapat dilihat bahwa inti beragama adalah iman. Dalam iman terdapat unsur perlunya memahami isi wahyu berarti memahami al Qur'an dan as Sunnah. Pemahaman al Qur'an dan as Sunnah seharusnya tercermin dalam pembenaran (tasdiq), perkataan (qaul) dan amal.
d. Pengertian Islam
Islam yaitu patuh menjalani syariat agama yang memuat hukum-hukum dan peraturan-peraturan serta tata cara dalam ibadah dan muamalat sebagai perintah dari Tuhan yang diyakininya.
Jadi dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pemahaman ajaran agama Islam adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan sesuatu yang berisi pedoman atau pokok-pokok yang mengatur kehidupan manusia, baik hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, sesama makhluk hidup, benda mati maupun alam sekitar, yang diyakini di dalam hati dan harus dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku.
2. Perhatian Orang Tua
Secara terminologi menurut Sumadi Suryabrata, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu obyek dan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
Agus Suryanto memberikan batasan sebagai berikut, perhatian itu merupakan konsentrasi dengan mengesampingkan yang lain daripada itu.
Selain itu Bimo Walgito memberikan definisi perhatian adalah penyelesaian terhadap stimulus yang diterima individu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat menarik kesimpulan bahwa perhatian adalah:
a. Merupakan aktivitas jiwa yang terpusat pada suatu obyek dengan mengesampingkan obyek yang lain.
b. Merupakan syarat untuk memahami, mengerti dan memahami, mengerti dan mengamati suatu obyek secara lebih cermat dan teliti.
c. Merupakan upaya selektif terhadap timbulnya rangsangan yang menyertai yang diterima oleh individu secara bersamaan.
d. Berhubungan erat dengan kesadaran diri terhadap aktivitas yang akan dilakukan.
e. Merupakan aktivitas jiwa yang sukar dipengaruhi oleh rangsangan lain yang menyertai atau bersamaan.
Sedangkan pengertian orang tua menurut Thamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam penghidupannya sehari-hari lazim disebut Bapak-Ibu.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pengertian perhatian orang tua adalah konsentrasi jiwa orang tua terhadap belajar anak dengan penuh pengamatan dengan mengesampingkan aktivitas yang lain agar anak-anaknya dapat belajar dengan giat.
B. Kerangka Berpikir
Komponen utama agama Islam atau unsur utama agama Islam (aqidah, syariah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk mengembangkannya. Yang dikembangkan adalah ajaran agama yang terdapat dalam al-Qur'an dan al-Hadist. Dengan kata lain yang dikembangkan dapat dipahami manusia adalah wahyu Allah dan Sunnah Rasulullah yang merupakan sumber hukum agama (Islam).
Dari kedua sumber tersebut seseorang dapat terdorong untuk memberikan didikan pada anaknya, karena motivasi sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa untuk menumbuhkan seseorang untuk melakukan aktivitas sangat diperlukan suatu motivasi. Motivasi yang diberikan oleh suatu individu sebaiknya dapat menimbulkan suatu perubahan yang positif dari apa yang diinginkan oleh si pemberi motivasi.
Motivasi-motivasi datangnya bisa dari dirinya sendiri, bisa dari orang lain, ataupun dari pengaruh lingkungan. Contohnya orang tua bisa sebagai motivator bagi anaknya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar anak. Orang tua harus merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi anak.
Selain motivasi yang diberikan oleh orang tua di rumah, juga sangat diperlukan adanya suatu motivasi yang diberikan orang tua kepada anaknya. Agar merasa diperhatikan baik dalam masalah belajar maupun dalam masalah pengembangan yang dialami oleh anak. Anak akan termotivasi untuk memberikan didikan jika adanya sugesti dari orang tua.
Teori belajar behavioral, bahwa perilaku individu di masa lalu mengalami proses penguatan sangat mungkin diulang kembali jika dibandingkan dengan perilaku baru atau dengan kata lain aktivitas yang akan dilakukan sekarang sangat dipengaruhi prestasi yang telah dilakukan pada masa lalu. Berpijak dari teori ini dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran, keberadaan pendidikan sangat perlu dalam memberikan pemikiran dan penghargaan kepada anak didik agar termotivasi untuk belajar lebih gigih lagi.
Sukanto Reksohadiprojo memberikan pengertian bahwa motivasi adalah sesuatu yang membuat seseorang bertingkah laku atau paling tidak berkeinginan untuk bersikap tertentu. Menurut Reksohadiprojo dan Handoko motivasi juga diartikan sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada pada saat ini seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran keputusan. Jadi motivasi bukanlah suatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu perilaku yang tampak. Batasan motivasi menurut Wexly dan Yukl dapat diartikan sebagai proses dimana perilaku energi dan diarahkan.
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional) atau yang tidak disadari (mekanik atau naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa seorang anak lebih mudah menerima muatan pendidikan termasuk Pendidikan Agama, melalui apa yang di contohkan oleh orang-orang disekitarnya daripada melalui cara yang lain, seperti nasehat-nasehat maupun petunjuk-petunjuk secara lisan. Maka dari itu seorang ibu dituntut untuk bersikap yang baik dalam keseharian.
C. Hipotesis
Pada penelitian ini, kami ingin memberi hipotesis awal, agar riset yang dilakukan lebih terarah dan teratur, serta memberi tujuan yang jelas. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Adapun hipotesis yang kami ajukan dan akan diuji kebenarannya dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman ajaran agama Islam terhadap motivasi anak didik.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap motivasi anak didik.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara pemahaman ajaran agama Islam dan perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap motivasi mendidik anak.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lingkungan tertentu.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang menekankan analisis pada data numerical yang diolah dengan metode statistik. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh pemahaman ajaran agama Islam dan perhatian orang tua terhadap motivasi mendidik anak.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyek diteliti kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi apabila populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.
Dalam penelitian ini menetapkan seluruh warga PKK Desa Kayen sebagai populasi berjumlah 152 orang. Oleh karena itu, berdasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto sebagaimana di atas penelitian populasi, karena jumlah populasinya lebih dari 100, sehingga harus diambil sampel. Untuk mengambil sampel, penelitian ini menggunakan tehnik random sampling, yaitu proses pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun sampel yang peneliti ambil adalah 25% dari jumlah keseluruhan populasi yaitu 152x25%=38 Sehingga peneliti mengambil sampel yang dijadikan responden adalah 38 orang.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu:
1. Variabel bebas/independent
Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemahaman ajaran agama Islam (X1) yaitu , dengan indikatornya adalah:
a. Mampu menunjukkan ajaran agama Islam.
b. Mampu menyebutkan ajaran agama Islam
c. Mampu menjelaskan ajaran agama Islam
d. Mampu memberikan contoh ajaran agama Islam
2. Variabel bebas/independent
Variabel independent dalam penelitian ini perhatian orang tua (X2), dengan indikatornya adalah:
a. Memberikan motivasi kepada anak
b. Memberikan nasehat kepada anak
c. Mengontrol belajar kepada anak
3. Variabel terikat/dependent
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah motivasi mendidik anak (Y), dengan indikatornya adalah:
a. Tekun dalam mendidik
b. Berminat besar dalam mendidik
c. Kesanggupan ibu dalam mendidik
d. Mampu memecahkan masalah dalam mendidik


D. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi terus terang atau tersamar. Peneliti dalam melakukan pengumpulan data mengatakan terus terang atau tersamar dalam observasi. Hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. Dalam hal ini yang menjadi pengamatan atau observasi adalah pemahaman ajaran agama Islam, perhatian orang tua, dan motivasi mendidik anak.
2. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya catatan peristiwa yang sudah berlalu. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti profil. Dalam metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan kondisi umum. Seperti sejarah perkembangannya, visi, misi dan tujuan, keadaan guru, karyawan, dan siswa, keadaan sarana dan prasarana, dan struktur organisasi.
3. Angket
Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui. Metode ini digunakan untuk mengetahui pemahaman ajaran agama Islam, perhatian orang tua, dan motivasi mendidik anak., dalam hal ini yang menjadi responden adalah orang tua.


E. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Tes disebut valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengungkap aspek yang diselidiki secara tepat, dengan kata lain harus memiliki tingkat ketetapan dalam mengungkap aspek-aspek yang hendak diukur. Data dikatakan valid apabila mempunyai nilai rhasil lebih besar dari rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan pada suatau pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut mampu memberikan hasil yang relatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada tingkat ketetapan yang tinggi dalam mengungkap aspek-aspek yang hendak diukur. Data dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai lebih besar croanbach alpha 0,60.
F. Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini juga dilakukan beberapa uji asumsi klasik terhadap model analisis diskriminan yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Proses uji normalitas data dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) Normal Plot of Regresion Standizzed Residual dari variabel terikat, di mana:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF>10.
3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ada tidaknya gejala heteroskedastisitas memakai uji park dengan langkah berikut:
a. Melakukan regresi terhadap model persamaan yang diajukan sehingga diperoleh nilai residual terhadap variabel baru.
b. Hasil residual yang didapatkan kemudian dikuadratkan dan diubah menjadi bentuk log linier setelah bentuk log natural. Melakukan regresi dari semua variabel hasil transformasi dari variabei asli.
c. Melakukan identifikasi terhadap nilai t dengan kriteria sebagai berikut:
• Jika t hitung < t tabel maka asumsi homoskedastisitas diterima.
• Jika t hitung > t tabel maka asumsi homoskedastisitas ditolak.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode 1 dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Ada beberapa yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson. Digunakannya uji DW dengan pertimbangan bahwa data yang akan digunakan dalam observasi tidak lebih dari 100 observasi, dari derajat autokorelasinya tidak lebih dari 1.
Kriteria pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
b. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negative.
c. Bila nilai DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Secara sederhana, kriteria pengujian dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut:
- Tingkat signifikansi = 0,05 (α = 5%), 0,10 (α = 10%), 0,15 (α = 15%)
- N-100, k-4
- Nilai DW yang ditentukan dari hasil perhitungan
G. Teknik Analisis Data
Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pendahuluan
Pada tahapan ini data yang terkumpul dikelompokkan kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi secara sederhana untuk setiap variabel yang ada dalam penelitian. Sedangkan pada setiap item pilihan dalam angket akan diberi penskoran dengan standar sebagai berikut:

a. Untuk alternatif jawaban A dengan skor 4
b. Untuk alternatif jawaban B dengan skor 3
c. Untuk alternatif jawaban C dengan skor 2
d. Untuk alternatif jawaban D dengan skor 1
2. Analisis Uji Hipotesis
dalam uji ini, terlebih dahulu untuk menguji uji hipotesis deskriptif, yaitu menggunakan rumus uji t sebagai berikut:
t =
Di mana:
t = Nilai t hitung, selanjutnya disebut t hitung
= Rata-rata X
= Nilai yang dihipotesiskan
S = Simpangan baku
n = Jumlah anggota sample
Dalam analisis uji hipotesis untuk pembuktian kebenaran hipotesis yang penulis ajukan. Dalam analisa ini penulis mengadakan perhitungan lebih lanjut pada tabel distribusi frekuensi dengan mengkaji hipotesis. Adapun pengujian hipotesis ini menggunakan rumus analisis regresi. Analisis regresi dilakukan apabila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau fungsional. Kita menggunakan analisis regresi apabila kita ingin mengetahui bagaimana variabel dependen atau kriteria dapat diprediksikan melalui variabel independen atau predictor.
Dalam analisis hipotesis ini menggunakan rumus regresi ganda, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat tabel penolong
2) Menghitung regresi linier sederhana dengan rumus:
Y = a + bx
a =
b =
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga constant)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel independent, bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
3) Menghitung nilai a, b1 dan b2 dengan rumus sebagai berikut:
b1 =
b2 =
a =
Keterangan:
b1 : Koefisien regresi variabel X1
b2 : Koefisien regresi variabel X2
a : Harga Y bila X = 0 (harga constant)
4) Membuat persamaan regresi
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
5) Mencari rumus korelasi ganda dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ryx1.x2 =
Di mana:
Ryx1.x2 : Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1 : Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2 : Korelasi product moment antara X2 dengan Y
ryx3 : Korelasi product moment antara X3 dengan Y
6) Mencari koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
R2 =
7) Mencari uji signifikan model FReg dengan rumus sebagai berikut:
Freg =
Keterangan:
Freg : Harga garis regresi
R2 : Koefisien determinasi
N : Jumlah sampel
m : Jumlah prediktor
8) Mengetahui signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Fh =
Keterangan:
R : Koefisien korelasi ganda
N : Jumlah variabel independen
m : Jumlah anggota sampel
3. Analisis Lanjut
Setelah diketahui hasilnya maka diinterpretasikan dengan nilai Freg dengan Ftabel pada taraf signifikan 5%. Jika nilai Freg lebih besar atau sama dengan Ftabel berarti hasil penelitian adalah signifikan atau hipotesis yang telah diajukan diterima. Begitu sebaliknya jika nilai Freg lebih kecil dari pada nilai Ftabel berarti hasil penelitian adalah non signifikan atau hipotesis yang telah diajukan ditolak.
































Daftar Pustaka
H. M. Habbib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Bandung, 1996.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja Grfaindo Persada, Jakarta, 1999.
Zakariyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, CV Ruhama, Jakarta, 1993.
Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral, dan Spiritual Anak Dalam Keluarga Muslim, Mitra Pustaka, Yogyakarta, 1993.
Khiriyah Husain Thoha, Konsep Ibu Teladan, Risalah Gusti, Surabaya, 1992.
Iswahyu Hartati, Pengaruh Kesesuaian Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja pegawai Pada Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Jurnal Eksekutif, Vol 2, No 1, 2005.
Abdul Rahman Sholeh Muhbid Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Kencana, Jakarta, 2004.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.
Amin Andullah, Menyatukan Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum (Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum), Suka press IAIN Sunan Kalihaga, Yogyakarta, 2003.
Soeganda Poerbaka Watja dan H. AH Harahap, Ensiklopedia Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1982.
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.
Trisno Yumono dan Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Arkola, Surabaya, 1994.
Sudjarwo, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta, 1998.
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. III, 2004.
Abdurrahman Mas'ud, et, al, Dinamika Pesantren dan Madrasah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002.
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1993.
Muslim Nurdin, et, al, Moral dan Kognisi Islam, Alfabeta, Bandung, 2001.
Muslim A. Kadir, Ilmu Islam Terapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003.]
Amin Abdullah, Menyatukan Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum (Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum), Suka Press IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2003
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998.
Agus Suryanto, Psikologi Umum, Jakarta, Bumi Aksara Baru, 1983.
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, Andi Offset, 1989.
Thamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakatra, PT BPK Gunung Mulia, 1989
M. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, UPT UNNES Press, Semarang, 2006.
Iswahyu Hartati, Pengaruh Kesesuaian Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja pegawai Pada Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Jurnal Eksekutif, Vol 2, No 1, 2005.
Abdul Rahman Sholeh Muhbid Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Kencana, Jakarta, 2004.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997.
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D), Alfabeta, Bandung, 2006.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta, 2008.
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, UNDIP Press, Seamarang, 2001.
Singgih Santoso, Uji Validitas dan Reabilitas Data, Alfabeta, Jakarta, 2000.
Masrukhin, Statistik Inferensial Aplikasi Program SPSS, Media Ilmu Press, Kudus, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar